Pengenalan Budidaya Lele Di Tempat Sempit


Hallo sobat, kita kali ini akan membahas tentang lele nih. Siapa yang gak suka lele acungkan tangan?? Sayaaaaaaaaaaa pakkkkkkkk, jujur Pak HaBe sendiri gak suka tuh sama yang namanya lele, tapi bukan berarti Pak HaBe gak mau share tutorial budidaya tentang lele kepada sobat semua. Untuk mengawali bacaan awal tentang tutorial budidaya lele ini, Pak HaBe suguhkan dahulu penjelasan singkat tentang Budidaya Lele Di Lahan Sempit.

Budidaya Lele

Budidaya lele di lahan yang sempit adalah metode budidaya yang tergolong cukup kontroversial, unik, serta berbeda dengan yang biasa dilakukan oleh para peternak lele tradisional dahulu kala yang sampai sekarang masih dipakai metodenya. Luas untuk lahan yang dibutuhkan dalam budidaya lele di tempat sempit berkisar antara 10 - 225 m2 . Produksi untuk luas seperti itu dapat menghasilkan lele siap panen berkisar antara 3 – 5 ton.

Metode seperti ini diupayakan semaksimal mungkin pemanfaatan tempat sempit yang gak dipake atau nganggur (kata orang jawa) yang ada di sekitaran rumah kita sobat. Contohnya nih, halaman rumah yang tersisa dan gak dipake, kontrakan kosong, punya rumah tak berpenghuni yang nganggur, atau yang lain lah yang bisa dimanfaatkan. Alat dan bahan yang digunain juga tidak bersifat tetap sobat, cukup menggunakan terpal aja dan bahan-bahan kecil lainnya yang pastinya mudah ditemui disekitar kita.

Didapat sumber yang terpercaya, bahwa perbandingan untuk pemanfaatan budidaya lele di tempat sempit dengan kolam konvensional yang selama ini dipakai oleh kebanyakan orang berkisar 2 : 6. Yang dapat diartikan, 2 m2 kolam terpal sama dengan 6 m2 kolam konvensional biasa. Beda jauh kan sobat?? hehe

Budidaya Lele Kolam Terpal
Kolal Terpal


Budidaya lele dengan penggunaan kolam terpal semacam ini sangat cocok buat sobat yang memiliki tempat yang bisa dibilang SSSS (Super Sangat Sempit Sekali) haha, apalagi yang hidup didaerah padat orang-orang berkeliaran. Metode kaya gini ternyata gak hanya untuk yang berkemampuan terbatas (tempat dan uang) loh sobat, tetapi juga bisa dicopy paste buat peternak lele yang mempunyai uang banyak dan memiliki tempat LLL (Luas Luas dan Luas), :D. Dan masih tetap tujuan utamanya adalah memaksimalkan produksi budidayanya.

Dalam upaya meningkatkan hasil panen produksi dan untuk meminimalisir risiko gagal atau kematian benih, metode budidaya seperti ini akan digunakan alat pembantu yaitu aerator. Sobat tau gak aorator itu apa?? Aerator adalah mesin pembuat gelembung udara yang fungsinya untuk peningkatan kadar oksigen dalam air. Tau kan?? Biasanya dipakai di akuarium itu loh.


Aerator Kolam
Aerator

Menggunakan aerator ini ternyata juga dapat digunakan untuk merangsang peningkatan nafsu makan bibit lele yang masih berumur di bawah 25 - 30 hari sobat. Dengan kata lain bibit lele akan lebih cepat gede dan membesar dibandingkan dengan metode budidaya konvensional yang biasanya. Selain yang disebutkan tadi, ternyata masih ada manfaat lain yaitu waktu dalam pemanenan akan jauh lebih cepat. Jadi dipastikan banyak sekali manfaatnya jika menggunakan alat kecil bernama aerator ini.

Dengan menggunakan metode seperti ini, saat bibit atau benih lele berumur 30 – 40 hari, benih lele tadi sudah dapat dipindahkan ke kolam untuk dibesarkan atau pun juga bisa di jual agar sobat mendapatkan earning lebih awal, hoho. Di kolam pembesaran nanti, bibit lele usia 30 - 40 hari tidak perlu lagi diberi bantuan aerator atau mesin gelembung, hal ini dikarena bibit lele itu sudah harus dilatih dan sudah cukup kuat dalam mempertahankan hidupnya sendiri. Namun, kebersihan air di dalam terpal harus selalu dijaga agar nafsu makan benih lele atau lele kecil tetap terjaga sehingga lele bisa lebih cepat gede.

Budidaya ikan lele di tempat yang sempit memanfaatkan penggunaan media berupa kolam terpal, selain harganya yang sangat terjangkau, kolam seperti ini juga mudah dalam pembuatannya. Ukuran pembuatan kolam yang digunakan tergolong kecil. Kolam yang digunakan untuk pembesaran dan perkawinan benih lele ukurannya relatif sama, yaitu kurang lebih sebesar 4 x 2 meter, 2 x 4 meter, 3 x 4 meter, dan lain sebagainya sesuai tempat atau lahan yang sobat miliki. Tetapi khusus untuk indukan yang mempunyai ukuran sedikit besar, disarankan kolam perkawinan mempunyai ukuran minimum 3 x 2 meter.

Agar kualitas air dapat tetap terjaga dengan baik dan bersih, usahakan penggunaan air jangan terlalu banyak sobat. Selain untuk menghemat pengeluaran, hal seperti ini juga memudahkan sobat-sobat saat dalam proses pembersihan atau pengurasan kolam. Ketinggian air dalam kolam terpal untuk pembenihan dapat berkisar antara 8 - 16 cm. Tetapi hal ini juga harus disesuaikan dengan kepadatan penebaran benih. Sehingga budidaya lele di tempat sempit bisa memperoleh hasil yang maksimal.